Sabtu, 05 Juli 2014

Hari esok

Haii kawan, sedang apa kalian? semoga liburan kalian menyenangkan. Aku rasa aku dan kalian sudah tumbuh dewasa. Apa yang kalian rencanakan di hari esok? apakah kalian sudah berfikir tentang itu? aku rasa sudah, atau kalian mengalir saja. Tentang hari esok, apakah selamanya kita melakukannya seperti air yang mengalir? Apakah kita harus menjadi panah unutk hari esok? Aku sangat percaya dngan Tuhan ku. Tuhan selalu bersama kita, semoga kita semua merasakannya. 

Menjadi seorang wanita karir, seorang istri, lalu seorang ibu. Mungkin itu yang ingin di alami perempuan masa kini. Saat menjadi wanita karir, seorang wanita akan menikmati dunianya. Melakukan semua hal yang diinginkan dengan sesuka hati. Mendapat penghasilan dan memulai belajar mengatur keuangan. Mengatur uang agar menjadi rumah, kendaraan, umroh bersama orangtua dan saudara, dan memanjakan diri sendiri. Lalu setelah semua itu terwujud, barulah perihal jodoh itu muncul. Setiap perempuan pastinya ingin bersanding dengan pasangan hidup mereka. Pasangan hidup yang menjadikan mereka lebih baik, menyatukan misi dan visi yang ada di pikiran keduanya, dan dapat merangkai kebahagiaan bersama. Salah satu kebahagiaan itu adalah kehadiran sang buah hati yang di kirimkan Tuhan. Seorang perempuan akan di panggil dengan sebutan "Ibu". Tidak sampai sini saja, kehidupan akan berlanjut.

Haii kawan, apakah kalian ingin menyusun kehidupan kalian seperti itu? Mungkin itu adalah susunan yang teratur. Tapi di balik susunan teratur itu, pasti ada bumbu-bumbu kehidupan yang membuat hidup kita tidak monoton. Bumbu-bumbu yang menjadikan kita tahu apakah ini rasa enak atau tidak enak, pahit atau manis. Bumbu-bumbu yang menumbuhkan persepsi kita tentang rasa. Itulah kehidupan. Bahagia itu hanaya perkara bagaimana cara kita menikmati hidup, sama hal nya dengan rasa, bagaimana cara kita membuat bumbu.

Rencanakan dan aturlah hidup kalian dan biarlah Tuhan yang menentukan. Jangan ragu tentang itu, Tuhan tahu mana yang terbaik.

Selasa, 01 Juli 2014

Tetap Makmur di Akhir Bulan

Bagi kalian yang lagi di negeri orang alias perantauan, pastinya akan berurusan sama yang namanya krisis di akhir bulan. Hal ini terjadi karena kita ugal-ugalan ngeluarin uang bulanan di awal-awal bulan, cukup di tengah bulan, dan habis di akhir bulan. Nah loo, Utang??? kayaknya jangan deeeh. Utang malah bikin kamu terbebani dan menambah pengeluaran. Berikut adalah beberapa cara agar kamu tetap makmur di akhir bulan.

1.SIAPKAN AMPLOP



Bagi yang dapet gaji di awal bulan, atur uang bulanan mu setiap minggu nya di ampol yang berbeda. Sesuaikan dengan rincian kebutuhan mu setiap minggunya. Jangan di habiskan di amplop mingguan mu.Sisakan satu amplop untuk keperluan yang mendesak sekaligus investasi mu.

2. PIKET MASAK DI KOS


Naah, buatlah piket masak di tempat kos mu. Selain bisa irit, kalian juga bisa merasakan yang namanya berbagi dengan orang lain. Kalian bisa iuran untuk beli beras, gas, dan bahan masakan lainnya. Jatuhnya akan lebih murah. Gunakan seperlunya saja.


3. SAY NO TO KONSUMTIF


Beli lah barang yang kamu butuhkan saja, jangan mentang-mentang ada diskon kamu segera membelinya. Padahal barang itu tidak penting bagi mu.

4. KEGIATAN PRODUKTIF



Ikutlah kegiatan-kegiatan yang produktif seperti organisasi, kepanitiaan, ikut komunitas yang berbau amal, atau buatlah kegiatan yang dapat menghasilkan uang seperti berjualan, mengajar les privat atau mendirikan EO bersama teman-teman mu.

5. BIASAKAN UNTUK DISIPLIN


Mungkin itu adalah 5 hal yang harus kalian lakukan agar tetap makmur di akhir bulan.
 SELAMAT MENCOBA :)

Pengantar tidur


This book is good before you sleep. I usually do this. 
Trust me, it work!!
Semacam perenungan di malam hari sebelum tidur.

Jogja Menyapa di Bulan Mei

Simpelnya, saya memiliki teman-teman yang sangat mengagumkan, tapi sangat menjengkelkan. aah brengsek mereka sangat baik. LOVE YOU FULL!! MUAH MUAH. Ini dia cuplikan kenang-kenangan dari Jogja.

GUNUNG API PURBA



Di suatu malam yang dingin kami melakukan perjalanan tanpa persiapan, karena cukup lelah kami mampir di bukit bintang. Kami tidur di sebuah warung yang tutup. Tak jauh dari warung itu, ada sebuah pengajian akbar. Entah beberapa menit atau beberapa jam kemudian, kami terbangun dan melihat seorang laki-laki berambut putih serta berpakaian serba putih. Kami kira dia adalah malaikat, wali, atau semacam FPI. Kami segera beranjak bangun dengan wajah masih ngantuk dan masih berfikir tentang orang itu. Ternyata orang itu adalah pemilik warung yang mengadakan pengajian akbar di depan warungnya. Dia mengusir kami secara halus. Dengan wajah ngantuk dan kondisi yang kurang memungkinkan, kami melanjutka perjalanan ke gunung api purba. Kami menyusuri jalanan dengan ingatan yang terbatas dan meraba-raba bahwa tujuan sudah semakin dekat. Setiap ada pemancar, kami berharap tujuan mulai dekat. Yaa, memang mulai dekat, tapi tak sedekat yang kami bayangkan. Beberapa menit atau jam kemudian (karena saya tidak membawa jam dan tidak memikirkan waktu) kami sampai di tujuan kami. Waaah ternyata tidak sedikit yang ke sana. Kami menemukan sebuah tempat semacam pendopo. Kami bermalam di sana. Paginya kami melakukan pendakian ke Gunung api purba dengan bekal air minum dari bak air kamar mandi yang ada ikannya. Saya enggan meminum air itu, karena saya alergi. Dengan penerangan terbatas, satu senter kecil dan dua hp yang ada senternya kami pun mulai mendaki. Entah mengapa perjalanan ke puncak terasa luar biasa, kami rasa kami tidak melewati jalan yang semestinya. Kami menyusuri tebing tinggi dan goa kecil yang kami harus melewatinya dengan merangkak. Tak lama kemudian kami melihat dataran di atas sana, kami rasa itu adalah puncak yang kami tuju. Tenyata itu bukan puncak yang kami tuju, hanya dataran sempit. Dari dataran itu kami bisa melihat gemerlap lampu-lampu di bawah sana dan bintang terasa dekat. Kami duduk sejenak di sana dan melihat sekeliling. Terdengar jauh suara orang-orang melantunkan nyanyian dengan diiringi suara gitar di sebelah kanan kami. Kami pun menuju ke sumber suara itu. Beberapa menit kemudian, sampailah kami di puncak yang kami maksut. Sudah banyak orang di sana. Tapi hari masih gelap. Kami tidur di sebuah dataran dengan orang-orang lainnya. Dingin terasa menusuk, hembusan angin sepoi-sepoi sangat menggoda dan melelapkan kami. Hari hampir terang, kami pun mulai sholat subuh dengan keterbatasan. Sang surya perlahan menampakkan kharismanya dari timur. Sangat indah. Wajah-wajah asing mulai terlihat, ternyata banyak orang di tempat itu. Setelah mengabadikan moment kami pun turun sambil membicarakan tujuan berikutnya yang belum terfikir oleh kami.

PANTAI INDRAYANTI

Naaah, di tengah-tengah perjalanan yang tadinya mau langsung pulang, tiba-tiba kami berfikiran untuk menuju ke pantai. Akhirnya perjalanan selanjutnya yaa ke pantai. Naah, di sinilah tragedi cebur-ceburan yang mengakibatkan hp saya harus di guyur air mineral lalu di keringkan dan di timbun oleh beras. Yaa, hp saya kecemplung di laut. Setelah cebur-ceburan, kami tiduran di karang-karang yang dekat dengan air laut sambil menikmati suasana pantai. Kami juga mencari ikan kecil-kecil dengan menggunakan kresek, hehe. Setelah puas mencumbui pantai Kami kembali ke Kaliurang. Tepaaaar dan tidur nyenyak.

HAPPY B'DAY DAHLIA !!!



Inilaah pasukan yang membangunkan tiduur lelap saya..SELAMAT ULANG TAHUN MBAH!!

TUGU

Malem terakhir selfi dulu kali yee..

Itulah cuplikan pertemuan kami di Jogja.. Miss you gays.. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnyaa..Tunggu tanggal mainnya yees :)